Keliru membedakan antara produk dengan bisnis bisa berakibat fatal. Contohnya Western Union. Di masa lalu Western Union pernah menolak membeli patent telepon.
Mereka percaya bisnis mereka adalah telegraf. Namun sejarah berkata lain. Di belakang hari telepon akhirnya terbukti sebagai pembelian paten paling sukses dalam sejarah.
Western Union lupa kalau bisnis mereka yang sebenarnya adalah telekomunikasi.
Tahun 2011, kasus yang sama kembali terjadi pada industri penerbitan. Di tahun 2010 penerbit mainstream masih meyakini ‘kertas’ adalah bisnis mereka.
Namun data tahun 2011 menggugurkan keyakinan mereka. Penjualan eBook di Amazon menyalip buku cetak. Penerbit mainstream mengulangi kesalahan Western Union. Mereka lambat menyadari kalau kertas (cetak) cuma format.
Ada baiknya blogger belajar dari sejarah. Mungkin sekarang saat yang tepat bagi kita untuk mempertanyakan; Betulkah blog adalah bisnis ?
3 Rahasia Sukses Blogger Top Yang Saya pelajari
Saya nihil pengalaman sukses bisnis online. Pengalaman gagal banyak. Tahun 2011 lalu saya mencoba memonetisasi 2 blog saya.
Keduanya punya pengunjung unik di kisaran 1.300-an/bulan. Selama 3 bulan –Alhamdulillah- bisa menghasilkan $ 0.3 (Infolinks) dan Rp 11 ribu (Sitti). Miris.
Syukurlah banyak blogger top yang mau berbagi rahasia kesuksesan. Saya mulai mencermati Bagaimana cara Darren Rowse menghasilkan uang dari blognya.
Selain itu, saya juga rajin mengikuti Patt Flynn yang rutin merilis Laporan pendapatan bulanan di Smart Passive Income (SPI).
Saya mencoba mempelajari metode mereka. Bila metode yang mereka pakai berhasil, terbuka kemungkinan metode mereka juga bisa berhasil pada saya.
Berikut ini 3 prinsip dasar yang saya pelajari dari metode mereka:
1. Blog Hanya Platform
Pada awalnya orang menggunakan blog sekedar platform berbagi ide kepada pembaca.
Namun hari ini banyak orang blogging termotivasi oleh keinginan memperoleh penghasilan (termasuk saya). Akibatnya konten dan desain blog beralih melayani sponsor.
Berbeda halnya dengan kedua blogger yang saya contohkan diatas. Dari awal sampai sekarang tujuan konten mereka konsisten melayani pembaca. Pelayanan merekalah yang kemudian menghasilkan uang.
“ Uang adalah hasil, bukan tujuan – Apple “
Google merupakan contoh terbaik dari konsep pelayanan.
Larry Page & Sergey Brin memulai google dengan tujuan mulia melayani pengguna web mencari informasi. Desain Google mencerminkan tujuan mereka.
Seperti kita lihat, hanya ada kotak pencarian di tengah halaman. Visi pelayanan google tidak berubah hingga detik ini, meski mereka telah menjelma raksasa mesin pencari.
Saya melihat Darren Rowse & Patt Flynn memakai filosofi yang sama. Mereka fokus untuk melayani pembaca yang ingin belajar blogging. Akhirnya, pembaca yang merasa dilayani pun membalasnya dengan loyalitas.
Dampaknya luar biasa. Pembaca yang loyal merespon positif setiap kali mereka memasarkan produk.
Pembaca percaya bahwa produk yang ditawarkan masih dalam rangka menyelesaikan masalah yang dihadapinya. Pembaca tidak merasa dijadikan objek penjualan.
2. Monetisasi Berorientasi Pembaca
Konsep monetisasi blog mirip dengan konsep ‘menjual oplah’ pada media tradisional. Blogger ‘menjual’ traffic kepada sponsor yang ingin menarik perhatian pembaca blog bersangkutan.
Program monetisasi yang popular di kalangan blogger contohnya adSense, BuySellAds, Tekst Link Ads, Infolinks dan ReviewMe.
Saya melihat sumber pendapatan terbesar Darren Rowse dan Patt Flynn justru berasal dari penjualan produk sendiri dan afiliasi. Mereka memahami karakter pembacanya.
Tak heran jika mereka paham jenis produk yang dibutuhkan oleh pembaca. Pengetahuan itu melandasi mereka dalam memilih produk yang akan ditawarkan.
Memang benar mereka ‘mengiklankan’ produk. Tapi mereka mengiklankannya ‘sebagai konten’. Mereka terlebih dahulu memberikan tips-tips yang berguna bagi pembaca.
Agar tips-tips itu mudah diterapkan, mereka kemudian merekomendasikan sejumlah produk/tolls yang bisa membantu. Tentu saja dilengkapi link afiliasi.
Dengan kata lain, ‘iklan’ pun masih salah satu bentuk pelayanan mereka kepada pembaca.
3. Otoritas = Bisnis
Otoritas berarti pembaca percaya kapasitas seorang blogger pada niche tertentu. Darren Rowse & Patt Flynn bekerja keras membangun otoritasnya pada niche masing-masing.
Caranya beragam. Mulai dari posting blog, merilis ebook, podcast, video tutorial, kampanye social media, serta mengadakan webinar.
Kepercayaan pembaca atas otoritas mereka yang pada akhirnya menghasilkan penjualan. Contohnya Darren Rowse yang tercatat berhasil menjual puluhan ribu ebook 31 Days to Build a Better Blog hanya dalam hitungan minggu.
Pemicu penjualan cuma satu, pembaca percaya otoritas Darren di dunia blogging.
Ebook hanya salah satu produk Darren Rowse. Dia menawarkan produk yang beragam, misalnya theme, plugin, job board, blogging tools, atau kursus blogging.
Produknya selalu berubah seiring waktu. Hanya bisnis Darren Rowse yang tidak berubah, yaitu; Otoritas.
Waktunya Berubah
Satu metode berhasil pada satu blogger mungkin gagal pada blogger lain. Seperti biasa, tidak ada jaminan di blogosphere (Disclaimer).
Mungkin waktunya bagi kita untuk berubah di tahun ini. Saya sendiri ingin mencoba menerapkan metode Darren Rowse & Fatt Flynn diatas.
Anda tertarik? Atau anda punya metode berbeda? Mari kita diskusikan pada kolom komentar dibawah.
Tulisan ini adalah guest post dari Daeng Anto yang telah dibuat pada tahun 2012, tetapi isinya masih sangat relevan hingga saat ini. Semoga bermanfaat.
Saya sih udah 6 tahun lebih ngeblog di kyndaerim.com, tapi rasanya masih kurang mateng gitu. Masih butuh banyak belajar lagi nih. Makasih untuk tipsnya ya kak. Semoga sukses untuk kita semua 😀
Tips yang sangat membantu, terutama tentang cerita Darren Rowse dan Patt Flynn, Trimksh.