AsriTadda.com
 

Kontroversi Membuat Blog Autogenerated Content

Autogenerated content, sebagian rekan blogger menuliskannya sebagai Auto Generated Content (AGC), memang menjadi pilihan mudah untuk bisa meraih trafik ke blog kita tanpa harus bersusah payah menambahkan konten secara manual. Namanya juga AUTO, artinya otomatis.

Enak memang, bahkan berdasarkan pengalaman saya sendiri, autogenerated content ini bisa memberikan penghasilan yang lumayan terutama bagi blogger yang menekuni bisnis pay per click (PPC), baik adsense maupun PPC lokal lain.

Bayangkan saja, sebuah blog dengan jumlah postingan tidak lebih dari 10 buah bisa menjaring hingga ribuan bahkan puluhan ribu pengunjung setiap hari. Luar biasa!

Bagaimana cara kerja autogenerated content ini?

Ada beberapa jalan yang bisa dilakukan, tetapi yang umum dilakukan adalah memanipulasi kata kunci yang mengarah ke salah satu konten blog kita lalu mereproduksinya menjadi kata kunci lain yang diarahkan pada halaman pencarian blog.

Bagi anda yang blognya memakai wordpress (tulisan di sini juga lebih foksu untuk membahas AGC di blog wordpress), ada beberapa plugin yang bisa digunakan untuk ini, antara lain:

  • SEO SearchTerms Tagging 2, karya Purwedi Kurniawan
  • Recent Google Searches Widget, karya Keith Graham

Secara meskipun tidak punya basic pengetahuan tentang HTML dan CSS yang mumpuni, dengan menggunakan 2 plugins di atas Anda sudah bisa mendapatkan traffik dengan sistem autogenerated content.

BACA JUGA:  Selamat Idul Fitri, Mohon Maaf Lahir Batin

Apa cukup sampai di sini? Oh tidak! Anda masih bisa melakukan langkah selanjutnya (advance) dengan mengutak-atik kode-kode php dan menambahkan beberapa script tertentu ke dalam halaman search.php blog Anda.

Tidak itu saja, Anda juga bisa menambahkan script tertentu itu ke dalam halaman single.php blog Anda sehingga setiap kali ada yang mengunjungi blog Anda melalui postingan yang ada akan mereproduksi hasil pencarian baru yang akan mengarah ke blog Anda.

Lalu apa persoalannya?

Salah seorang staff Google, menyebutkah hal seperti ini dalam tulisannya yang berjudul “Search results in search results” yang artinya kurang lebih seperti ini:

Seperti halnya kita mengenali penyakit AIDS agar kita bisa menghindari penyakit tersebut, begitu juga Auto Content. Meski saya tidak bermaksud mengidentikkan Auto Content dengan hal-hal negatif, penyalahgunaan Auto Content dapat merugikan user mesin pencari dan juga… website Anda sendiri!

Kehadiran sistem autogenerated content memang begitu signifikan terasa sejak awal 2010 ini, terutama untuk skala lokal Indonesia. Cobalah membuka google.co.id dan ketik kata kunci “cara membuat autogenerated content“, maka pada halaman 2 akan muncul hasil pencarian seperti di bawah ini:

Hasil Pencarian Autogenerated Content

Beberapa hasil pencarian yang nama domainnya saya coret adalah hasil pencarian berupa autogenerated content. Masih bingung?

Autogenerated content adalah suatu teknik membuat konten secara otomatis dari berbagai sumber, kadang memang ada yang berguna, namun sayangnya kebanyakan para pembuat situs itu hanya mengambil hasil pencarian di Google kemudian menampilkannya di situs yang anda punya.

BACA JUGA:  2 Tahun AstaMedia Group Merajut Mimpi Anak Muda Indonesia

Nah, dari hasil pencarian pada gambar di atas terlihat jelas bahwa situs-situs itu tidak benar-benar menyediakan informasi, namun membuat informasi tersebut seolah-olah ada di situs tersebut.

Makanya banyak pencari informasi di internet dibuat terkecoh oleh situs-situs dengan autogenerated content ini. Mereka akan terputar-putar pada situs yang bersangkutan tanpa pernah mendapatkan informasi sebenarnya yang mereka cari.

Inikah yang diinginkan oleh penyedia layanan mesin pencari seperti google dan para pencari informasi? Pasti bukan! Setiap waktu mesin pencari senantiasa berupaya memberikan hasil pencarian yang seakurat dan seefektif mungkin bagi semua penggunanya. Nah, bagaimana jika kasus autogenerated content ini semakin marak di internet?

Salah satu konsekuensinya adalah mesin pencari seperti google akan menendang (bann) situs-situs yang memberikan informasi tidak berguna, terutama situs yang menggunakan autogenerated content untuk hanya mencari trafik saja.

Selain itu, pencari informasi akan segera meninggalkan situs seperti ini begitu menyadari bahwa situs tersebut hanya menyediakan informasi bayangan berupa autogenerated content. Siapa yang akan rugi? Betul kata Matt Cuts, penyalahgunaan Auto Content dapat merugikan user mesin pencari dan juga… website Anda sendiri!

BACA JUGA:  Masjid Al-Aqsa, Arah Kiblat Pertama Umat Islam

Autogenerated Content yang Aman

Dibalik sisi negatif penggunaan sistem autogenerated content seperti di atas, sebenarnya terbersit sedikit celah. Coba garis bawahi kembali pernyataan si Matt Cuts: penyalahgunaan Auto Content dapat merugikan user mesin pencari dan juga… website Anda sendiri!.

Yah, fokus kita adalah pada kalimat penyalahgunaan Auto Content. Secara logika, penyalahgunaan dapat dimaksudkan sebagai tindakan yang tidak memberikan guna/manfaat yang sebenarnya.

Pada kasus autogenerated content, jika situs yang menggunakannya hanya menyajikan informasi semu tanpa detail yang bisa dibaca dan digunakan oleh pencari informasi, maka itu menurut saya adalah salah satu bentuk penyalahgunaan.

Akan lain halnya jika autogenerated content benar-benar menyajikan informasi yang dapat diakses oleh para pencari informasi tanpa menyisakan kekecewaan, sepanjang informasi yang disajikan memang ada hubungannya dengan apa yang menjadi fokus pencarian pengunjung situs kita.

Bagaimana caranya membuat autogenerated content yang berguna dan tidak melanggar ketentuan Google? Ayo diskusi di sini!

49 KOMENTAR

  1. Dan ternyata praktiknya sudah ada di tahun 2010, berdasarkan pembuatan artikel ini. Lantas kenapa blog semacam itu masih ada saja sampai 2017 berati praktik semacam ini masih saja berlangsung dan berkembang.

    Jujur saja jika seaeorang menulis dengan konsisten berdasarkan pengetahuan dan informasi yang dia milik, tentunya dia memiliki kualitas dan usaha yang keras. Persoalan adalah terkadang blog yang dikembangakn murni dengan ketekunan malah kalah di persaingan peringkat / serp GSE (google search engine). Pendapat Anda bagaiman?

  2. oh jd gitu pantas saja kadangkala pas nyari sesuatu di google seolah2 ketemu pas dibuka link blognya gak menampilkan info yg dicari. kalau gitu namanya alamat palsu ya gan 😀 mampir juga ya gan ke blog ane Bagitau.id

  3. lagi agak galau nih mau nyebur ke AGC,
    disuruh bos belajar ttg teknik ini,
    dikasih link pelatihan, ada yg buka pelatihan bikin AGC,
    mayan juga dia pasang tarif pelatihan AGC sampe 4,5 juta..
    pelatihannya terbatas maksimal untuk 10 orang,
    hm..

    :bingung

    :cystg

  4. informasi yang sangat menarik, tapi mau tau tool yang bisa meledakkan traffik dan sudah sangat terbukti ? cek disini
    yang takut gausah liat gan

  5. oh ternyata ada 2 versi agc legal dan non legal pantas saja ada blog yg satu niche dengan blog saya kerap kli memunculkan judul hasil search sesuai yg di apa yg dicari tpi didalamnya tidak terdapat konten yg akurat melainkan hanya bertuliskan “berikut beberapa konten yg mirip dengan hasil pencarian” jadi dia pasang skrip itu tow dan dia pun menjalankan GA wah jadi kpengen hehe..

    salam HH (hijau hitam) 🙂

  6. Optimasi sebuah web tergantung dari pemilik blog itu sendiri. Kalo blog nya bertujuan untuk mencari dollar, mungkin AGC bisa menjadi solusi, dengan asumsi, deindex, bikin lagi, deindex lagi, bikin lagi dan seterusnya. Namun berbeda jika blogger menulis memang karena ingin berbagi informasi, terlepas ada yang baca atau ga, karena tujuan mereka adalah menulis untuk pembaca, bukan untuk mesin pencari.t

  7. Tapi kalau ada yang paham bagamana blog agc yang legal berserta contoh pembuatannya boleh juga untuk di pelajari……yang penting mengarah tidak meleset dengan apa yang dicari

  8. percuma gan menggunakan website AGC menggunakan via rss feed atau script itu web tidak akan lama juga tidak akan ada visitor organiknya, karena saya sudah mencoba membuat web AGC menggunakan rss feed cek web rss saya namun kagak ada visitornya sedih, sad, bete 🙁

  9. Tapi kok pas saya cari “cara membuat autogenerated content” di google saya ngga nemu tuhh blog yang pake AGC… atau saya tidak bisa membedakan blog asli dengan blog yang menggunakan AGC???

BERI TANGGAPAN

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *