AsriTadda.com
 

Masjid Darussalam Kota Wisata, Kok Gitu Amat Yah?

Ya, inilah kisah tentang Masjid Darussalam Kota Wisata, Ciangsana, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor.

Saya sendiri belum kesampaian ke Masjid yang fenomenal ini. Tapi rasa penasaran akan ‘keistimewaan’ Masjid ini sedikit terbayar dengan kesaksian banyak orang yang sudah berkunjung ke sana.

Masjid Darussalam Kota Wisata Bogor
Masjid Darussalam yang fenomenal di Kota Wisata Bogor. (Foto: Google Maps)

Salah satunya adalah sebagaimana ditulis oleh Sastra Darmakusuma dalam status Facebook beberapa waktu lalu. Supaya mudah dibaca, berikut saya kutip secara utuh (dengan beberapa perbaikan menurut EYD) tulisan beliau yang kini sudah viral di berbagai media.

MASJID KOK GINI GINI AMAT YAH?

Safar ke Masjid Darussalam, Kota Wisata Cibubur sungguh membuat saya geleng-geleng kepala. Apa yang selama ini kami lakukan di Maros ternyata hanya seujung kuku jika dibanding dengan apa yang jadi kelakuan para Takmir Masjid Darussalam ini.

Betapa tidak. Baru masuk saja kita sudah disambut petugas parkir berpenampilan rapih, bersih dan tak pernah berhenti senyum. Tentu tidak ada kotak infak di situ karena parkirnya gratis.

Sampai di dalam kami dipersilakan untuk istirahat di sebuah tempat terbuka dengan karpet tebal plus colokan buat ngecas hp. Saya sibuk mencari tulisan di dinding “dilarang tidur di karpet” yang biasanya ada banyak terdapat di Masjid-Masjid lain. Rupanya tidak ada.

Waktu baru menunjukkan pukul 11.00 namun jamaah sudah mulai memadati Masjid. Ada yang ngaji, dzikir, Sholat Sunnah, diskusi dan bebaringan di karpet (saya). Mirip kondisi saat akan Sholat Jumat padahal hari itu hari Sabtu.

BACA JUGA:  Inilah 3 Syarat Utama Seorang Caleg Agar Layak Dipilih Rakyat

Karpetnya tebel, kaki seakan tenggelam ketika menginjaknya. Tak pula kutemukan pasir atau bau apek. Asli wangi yang bikin betah untuk sujud berlama-lama. Kata pengurusnya bahwa karpet di Masjid ini rutin dirawat dan dibersihkan untuk menjaga kenyamanan jamaah.

Ditemani seorang pengurus, saya diantar naik ke lantai dua. Disitu ada kantor yang penataannya nda kalah dengan kantor sebuah perusahaan. Ada ruangan ketua Takmir, ka. Staf admin, keuangan dan bagian umum. Weleh weleh ini Masjid atau perusahaan sih?

Bergeser ke ruangan sebelah ada perpustakaan Masjid. Disitu ada banyak buku yang bisa jadi pilihan. Tempat duduk lesehan yang nyaman dan lagi-lagi karpet empuk yang wangi.

Tepat di sebelahnya terdapat ruang terbuka lagi. Karpet merah tebal terbentang menutup semua lantai ruangan.

Walau di ruang terbuka, kipas anginnya bersih tanpa ada debu atau kotoran menggumpal pada bilahnya. Kata pengurus, sepekan sekali itu dibersihkan kotor atau tidak tetap dibersihkan karena itu sudah jadi SOP.

Ruang kesukaan saya adalah ruang pertemuan atau ruang rapat pengurus. Masyaa Allah. Meja kayu dengan kualitas terbaik, pendingin ruangan, kursi nyaman dan peralatan elektronik lengkap ada disitu.

BACA JUGA:  Kisah Dibalik Skandal Kacang Macadamia Pada Pesawat Korean Air Lines

“Bahas persoalan Ummat harus serius, Mas. Semua harus tuntas dan detail, nah ruangan nyaman ini adalah salah satu pendukung dalam setiap pengambilan keputusan untuk ummat,” kata pengurusnya. Keren apa keren tuh?

Berkeliling ke samping bagian belakang Masjid rupanya ada gedung olahraga multifungsi yang biasa dipakai main futsal, bulu tangkis, tenis meja atau memanah oleh siapa saja yang ingin memanfaatkannya. Lagi-lagi gratis. Ampun dah.

Di luarnya ada perahu karet dan peralatan kebencanaan lainnya. Dipakai saat ada bencana oleh tenaga relawan Masjid yang selalu sedia. Saya lalu nyelutuk “gimana kalau bentuk BASARMAS (Badan SAR Masjid)” hehehe. “Wah ide bagus tuh Mas!” Kata beliau.

Nah, tepat di sebelahnya ada pusat kuliner. Ada berbagai gerai yang menawarkan makanan, minuman dan camilan ringan buat siapa saja yang berkunjung ke Masjid.

UMKM dilibatkan dalam pengelolaannya, sehingga Masjid juga turut berpartisipasi dalam memajukan UMKM lokal. Tentu infak dari keuntungan penjualan kembali lagi ke Masjid. Wah ajiib.

Geser lagi di sebelahnya ada minimarket. Semua produk yang dijual dijamin halal karena memang namanya adalah HALAL Mart dan tentu saja harganya murah semurah-murahnya. Kalau ini masuk BUMM (Badan Usaha Milik Masjid). Semua keuntungannya dikelola untuk membiayai Masjid dan programnya.

Jadi untuk urusan pengelolaan ZISWAF, pengurus tidak menganut faham “Al-kenclengiyah” (kenclengan) yang selalu diedar setiap habis sholat. Atau dipasang ditengah jalan umum. Nda ada. Karena di situ ada Baitul Maal dan unit-unit usaha yang jadi sumber pendanaan Masjid.

BACA JUGA:  8 Hal Yang Wajib Diperhatikan Oleh Seorang Suami

Semua dikelola dengan baik. Tercatat, terdokumentasikan dan tersalurkan sesuai peruntukannya. Pengurus juga tidak mengadopsi gaya numpuk-numpuk saldo buat diumumkan dengan bangga setiap Jumat. Donasi untuk Masjid disalurkan secepatnya, setepatnya sesuai dengan akadnya.

Yang paling keren adalah Masjid ini punya tiga unit ambulans. Melayani 24 jam untuk siapa saja yang membutuhkan.

Kaya miskin, muslim non muslim semua boleh menerima manfaat ambulans ini selama dibutuhkan. Unitnya juga tidak main-main. Mobil ekslusif yang biasa dipakai buat ngantar rombongan pejabat eh ini dipake jadi ambulans. Mantap.

Ampun dah, Masjid kok gini-gini amat pelayanannya untuk Ummat. Kami jadi malu. Amal Soleh kami kalah jauh dibanding mereka yang ngurus Masjid ini. Total dan profesional.

Gimana dengan pengurus Masjid kita? Apa masih sibuk dengan urusan bangun menara, ganti cat, atau berkelahi hanya karena urusan motif keramik?

BERI TANGGAPAN

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *