AsriTadda.com
 

Sosok IBAS yang Saya Kenal….

Apa yang membedakan seseorang dengan orang lain?

Selain nama dan identitasnya, yang paling membekas dan sulit terlupakan tentunya adalah karakter.

Kadangkala nama dari seorang sahabat yang lama tak bersua mudah dilupakan, tetapi tabiat atau sifat kesehariannya jika dikisahkan, akan dengan mudah membantu mengingatkan kita akan dirinya.

Itulah karakter. Biasa juga disebut watak. Itu merupakan sifat batin yang memengaruhi segenap pikiran, perilaku, budi pekerti, dan tabiat yang dimiliki manusia atau makhluk hidup lainnya.

Karakter seseorang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan yang diyakini dan dipergunakannya sebagai cara pandang, berpikir, bersikap, berucap dan bertingkah laku dalam kehidupan sehari-hari.

Saya mau menggarisbawahi soal “tingkah laku”, atau dalam bahasa sehari-hari biasa juga disebut “kebiasaan”.

Saya mau menyoal hal ini pada sosok Irwan Bachri Syam (IBAS), yang sekarang begitu menarik perhatian di Luwu Timur karena telah berani melawan bosnya sendiri di Pilkada. 😀

BACA JUGA:  Kisah Inspirasi: Bagaimana Caranya Keluar dari Belenggu Masalah Kehidupan

Irwan Bachri Syam

Saya sebenarnya tidak begitu dekat dengan IBAS. Siapalah saya ini dibanding beliau yang kini menjabat Wakil Bupati Luwu Timur. Jauh panggang dari api.

Awal interaksi kami terjadi ketika SMP Negeri 3 Malili (ex SMP Negeri Angkona II) tempat saya dulu bersekolah, menggelar reuni alumni sekitar 2 tahun lalu.

Saat itu, IBAS-lah yang mewakili Pemerintah Kabupaten Luwu Timur membuka acara. Dan, saya akhirnya diaklamasi sebagai Ketua Ikatan Alumni (IKA) SMP Negeri 3 Malili.

Selanjutnya, meski tidak begitu intens, kami lebih banyak berkomunikasi via What’sApp.

Beliau jelas selalu sibuk sebagai Wakil Bupati, menjalankan tugas dan kewajiban yang sudah melekat padanya. Tetapi selalu saja mau membalas pesan yang saya kirimkan.

Meski demikian, dengan beliau, banyak percakapan yang terbangun. Tentang aneka hal. Kadang juga soal yang remeh-temeh yang sebenarnya tidak level dibicarakan dengan seorang Wabup. Saya sungguh menghargai hal ini.

Nah, jika ada yang tanya, apa yang saya kenal dari seorang IBAS?

BACA JUGA:  Terlambat.....

Selain nama, tentu seperti yang saya bilang sebelumnya, ada karakter yang ‘khas’ dari dirinya. Ada kebiasaan sederhana yang selalu dilakukannya secara konsisten, setiap hari tanpa pernah terputus.

Sebuah rutinitas kecil yang dilakukannya semenjak kami saling menyimpan kontak di ponsel masing-masing.

Apakah itu?

Beliau begitu konsisten berbagi video berisi pesan-pesan dakwah. Bukan hanya satu video, tetapi 3 video berbeda, dibagikannya setiap selepas shalat Subuh selama sekurangnya dalam 2 tahun terakhir!

Saya kira, tidak banyak yang bisa begitu konsisten melakukan hal seperti itu di tengah banyaknya kesibukan sehari-hari.

IBAS melakukannya!

Saya begitu salut padanya, sembari mengukur diri yang mungkin tidak akan bisa melakukan hal seperti itu (setiap hari selepas shalat Subuh).

Hingga suatu ketika saya memberanikan diri bertanya mengenai hal itu.

Mengapa setiap Subuh? Mengapa 3 video, bukan 1, 2 atau 5, atau random?

BACA JUGA:  Selamat Jalan, Mas Muchtadin!

IBAS memilih tak menjawabnya. Dan saya semakin salut, seolah sudah mengerti maksudnya. Luar biasa!

Mengapa saya begitu mengapresiasi hal ini?

Saya selalu yakin, karakter dan watak seseorang selalu dapat dilihat dari kebiasaan-kebiasaan yang dilakukannya setiap hari dalam waktu yang lama. Meski itu hal-hal kecil dan sederhana.

Justru dari hal-hal yang sederhana, kita sesungguhnya bisa mulai belajar konsisten.

Jika sudah bisa konsisten pada hal-hal kecil, apalagi dalam waktu lama, Insya Allah, untuk hal-hal yang besar, IBAS tentu akan bisa melakukannya dengan lebih baik.

Nah, bagaimana menurutmu, kawan?

BERI TANGGAPAN

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *