Seperti halnya Capres/Cawapres, caleg juga perlu memiliki visi – misi sehingga rakyat bisa dengan terang-benderang mengetahui apa yang akan mereka perjuangkan nanti ketika sudah duduk di DPR/DPRD.
Visi-misi caleg akan menggambarkan sejauh mana seorang caleg memahami peran, fungsi dan tanggung jawab anggota dewan dalam dinamika pemerintahan. Dengan visi-misi, seorang caleg dapat menjabarkan secara tertulis hal-hal apa saja yang akan menjadi fokus perjuangannya ketika terpilih.
Memang, tidak semua hal bisa diperjuangkan dalam rentang waktu hanya 5 tahun. Tetapi dengan mengambil prioritas pada beberapa masalah strategis, seorang caleg dapat dianggap mewakili aspirasi rakyat di daerah pemilihannya.
Itulah mengapa caleg perlu mengetahui dengan jeli persoalan mendasar yang terjadi dalam masyarakat, sehingga dalam perumusan kebijakan dan regulasi pemerintahan, persoalan-persoalan tersebut dapat terakomodir untuk dicarikan solusinya oleh pemerintah.
Penguatan DPRD Kabupaten
Pendidikan politik bagi rakyat di negeri yang mengusung demokrasi ini adalah keniscayaan. Rakyat mesti paham benar di mana dan bagaimana peran strategis mereka dalam mengawal pembangunan.
Desentralisasi dan otonomi daerah menempatkan Pemerintah Kabupaten dalam posisi yang dominan untuk menentukan bagaimana keuangan dan kekayaan daerah dipergunakan. Karena itu, kewenangan besar pemerintah daerah tersebut harus dikawal dan diawasi dengan membangun lembaga legislatif (DPRD) yang kuat.
DPRD yang kuat tidak saja bisa bersinergi dengan pemerintah daerah, tetapi jika dibutuhkan, mampu menjadi ‘oposisi’ bagi pemerintah daerah. Peran-peran strategis DPRD Kabupaten dalam mengawal kinerja pemerintah daerah hanya dapat diwujudkan jika anggota-anggotanya memahami dengan baik apa peran dan fungsi mereka sebagai wakil rakyat.
Lembaga legislatif hanya bisa kuat jika diisi oleh anggota-anggota yang berkualitas dan memiliki visi-misi yang jelas untuk membangun daerahnya sesuai dengan aspirasi masyarakat. Pemilu legislatif adalah momentum paling konstitusional untuk memilih caleg yang berkualitas dan dapat memperjuangkan nasib rakyat secara konsisten.
Karena itu, rakyat sebaiknya jangan menerima begitu saja apa yang dijanjikan oleh seorang caleg. Janji-janji caleg secara tidak langsung adalah bagian dari visi-misinya.
Janji-janji caleg harus selalu bisa didebat dan dipertanyakan kembali oleh rakyat. Janji-janji itu harus rasional dan bisa diwujudkan, dapat dijelaskan secara logis dan didasari oleh identifikasi akar masalah yang benar. Janji-janji tersebut, sebaiknya tertuang dalam bentuk tertulis sehingga dapat ditagih ketika ia terpilih.
Jika ia caleg petahana, perhatikan bagaimana kinerjanya selama ini. Petahana yang layak dipilih adalah mereka yang selalu ‘turun ke bawah’ dan rajin berdialog dengan rakyat. Jika bukan caleg petahana, maka lihat kinerjanya sebelum menjadi caleg. Telusuri rekam jejak pengabdiannya dan lihat kedekatannya dengan berbagai lapisan masyarakat.
Sungguh miris jika rakyat hanya memilih caleg karena faktor kedekatan atau pragmatisme semata tanpa didasari alasan logis dan rasional sebagaimana tersurat dalam visi-misi caleg yang bersangkutan.
Kedaulatan Rakyat
Anggota DPR/DPRD adalah manifestasi lembaga legislatif yang mengemban tiga fungsi utama, yakni fungsi legislasi, penganggaran dan pengawasan. Peran utama anggota DPR/DPRD adalah menjembatani aspirasi masyarakat yang diwakilinya untuk dirumuskan oleh pemerintah (eksekutif) ke dalam bentuk program pembangunan dan kebijakan lainnya.
Jika rakyat tidak mengetahui apa visi-misi caleg, lantas kemudian memilihnya, sama saja dengan membiarkan caleg tersebut membawa aspirasi pribadinya saja tanpa terikat dengan kesepakatan emosional maupun intelektual terkait apa yang akan diperjuangkannya sebagai wakil rakyat.
Caleg yang sudah terpilih sebagai anggota DPR/DPRD tidak dapat digugurkan hanya karena ia mengingkari janji-janjinya saat kampanye. Karena itu, saatnya rakyat berdaulat dengan memilih caleg terbaik karena perubahan negeri ini hanya akan terwujud jika lembaga legislatifnya juga kuat.
Rakyat perlu mendebat para caleg untuk mengutarakan apa motivasi dan tujuan mereka menjadi caleg. Telusuri hingga ke akar-akarnya agar jelas bagaimana visi-misi mereka, sejauh mana mereka memahami persoalan mendasar dalam masyarakat dan bagaimana mereka akan menyelesaikan masalah tersebut melalui lembaga legislatif.
Rakyat tidak boleh lagi hanya terjebak dalam tagline kampanye yang seolah-olah keren dan milenial, tetapi sebenarnya minim interpretasi dan sukar diimplementasikan. Rakyat juga tidak boleh terlena dengan aneka bantuan dan sumbangan dari para caleg saat musim kampanye, karena boleh jadi itu hanya modus untuk menggaet hati rakyat.
Kerja utama caleg di masa kampanye adalah ‘berdialog’ dengan rakyat, membuka ruang diskusi tentang apa saja masalah rakyat dan mengapa ia layak dipilih untuk menyelesaikannya. Di sinilah pentingnya visi-misi seorang caleg sebagai dokumen perjuangannya mewakili rakyat!
Asri Tadda – Direktur The Sawerigading Institute.
Artikel ini juga terbit di harian Fajar, Kamis (17/01/19).