Oleh: Asri Tadda (Ketua Mileanies Sulsel, ex Jubir TPD AMIN Sulsel)
Komisi Pemilihan Umum (KPU) Republik Indonesia akhirnya secara resmi menetapkan pasangan Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka sebagai Presiden dan Wakil Presiden terpilih untuk masa bakti 2024-2029 pada Rabu, 24 April 2024.
Pasangan yang diusung Koalisi Indonesia Maju (KIM) ini akan melanjutkan estafet kepemimpinan Presiden Jokowi dan Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin selama 5 tahun mendatang.
Meskipun sebelum ini, Pilpres begitu dramatis dengan banyak sekali problematika yang berujung pada gugatan Paslon nomor urut 1 (Anies – Muhaimin) dan Paslon nomor urut 3 (Ganjar – Mahfud) ke Mahkamah Konstitusi (MK).
Hanya saja, kecurangan yang terjadi secara terstruktur, sistematis dan masif (TSM) meski dirasakan begitu nyata, tak membuat MK bergeming. Sempat diwarnai dissenting opinion pertama kalinya dalam gugatan Pilpres di negeri ini, Paslon nomor urut 2 akhirnya tetap dinyatakan sebagai pemenang.
Suka ataupun tidak, sebagai warga negara yang masih taat hukum, semua ini harus bisa diterima. Meskipun sulit menghapus rasa mengganjal di dalam hati, bahwa Pilpres 2024 adalah mungkin yang paling brutal sepanjang sejarah Republik ini.
Bagaimanapun, semua kontestan telah berjuang dengan cara dan kemampuan masing-masing. Gugatan hukum juga sudah dilayangkan dengan semua tantangan yang ada, meski sebenarnya hasil akhir sudah diketahui jauh-jauh hari sebelumnya.
Demikianlah demokrasi di negeri ini. Hasilnya tentu sangat mengecewakan bagi yang kalah atau dikalahkan. Sebaliknya, membahagiakan bagi mereka yang berhasil menang, atau mempertahankan kemenangan yang diraih dengan semua cara yang bisa dilakukan.
Era Prabowo – Gibran
Sepanjang 5 tahun ke depan setelah dilantik pada 20 Oktober 2024 nanti, pasangan Prabowo – Gibran harus membayar janji-janji politiknya semasa kampanye lalu, terutama program makan siang dan susu gratis kepada 82,9 juta anak Indonesia.
Selain itu, Prabowo – Gibran juga berjanji akan meningkatkan produktifitas pertanian dengan mencetak dan meningkatkan produktivitas lahan pertanian dengan lumbung pangan desa, daerah, dan nasional.
Mereka pun akan melanjutkan dan menambahkan program kartu-kartu kesejahteraan sosial serta kartu usaha untuk menghilangkan kemiskinan absolut, menaikkan gaji ASN (terutama guru, dosen, dan tenaga kesehatan), TNI/POLRI, dan pejabat negara.
Melanjutkan pembangunan infrastruktur desa, Bantuan Langsung Tunai (BLT), dan menyediakan rumah murah bersanitasi baik untuk yang membutuhkan, serta mendirikan Badan Penerimaan Negara dan meningkatkan rasio penerimaan negara terhadap produk domestik bruto (PDB) ke 23 persen.
Nah, tugas kita semua adalah mengawasi dan mengingatkan mereka jika mencoba abai atau lalai dari hal tersebut, sembari berharap program-program tersebut dapat direalisasikan dan membawa bangsa ini lebih baik dari sebelumnya.
Pejuang Perubahan
Sebagai pendukung gagasan perubahan yang diusung oleh pasangan AMIN (Anies – Muhaimin), bagi kami perjuangan tentu tidak akan pernah usai.
Akan selalu dibutuhkan ikhtiar perubahan ke arah yang lebih baik dalam kehidupan ini. Itulah hakekat kehidupan. Berupaya menjadi lebih baik dari waktu ke waktu, termasuk dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Saat ini, melakukan evaluasi terhadap hasil perjuangan tentu lebih baik ketimbang menyalahkan keadaan. Karena ke depan, tentunya masih akan banyak kesempatan baru untuk kembali memperjuangkan perubahan.
Dua tahun terakhir ketika berjuang bersama AMIN, kami paham benar bahwa seorang Anies Baswedan saja sebenarnya belum cukup untuk bisa merubah Indonesia.
Diperlukan banyak figur seperti beliau yang menjadi pemimpin di setiap level birokrasi pemerintahan, mulai dari level nasional hingga di daerah-daerah.
Bangsa ini butuh figur pemimpin yang tidak terbang karena dipuji dan tak tumbang karena dimaki. Figur yang selalu menempatkan rakyat sebagai tujuan utama pembangunan, bukan kepada oligarki.
Kami mendapatkan gambaran harapan itu pada sosok Anies Baswedan. Sehingga jikapun beliau belum ditakdirkan menjadi Presiden Indonesia 2024, tetapi semangat perjuangan dan spirit perubahan yang selama ini digelorakan di pelosok-pelosok bangsa akan selalu menjadi pandu bagi perjuangan selanjutnya.
Beberapa bulan mendatang, kita akan menghelat Pilkada Serentak untuk memilih kepala daerah pada level Provinsi dan Kabupaten/Kota.
Momentum ini, meski levelnya lebih kecil, bisa digunakan untuk menggelorakan kembali semangat perubahan dan perbaikan nasib rakyat di daerah-daerah.
Nantinya, kita bisa merefleksikan gagasan, visi dan misi perubahan yang diusung oleh AMIN pada mereka yang akan maju sebagai calon kepala daerah.
Meski tak sepenuhnya akan serupa, tetapi setidaknya kita bisa memilih yang lebih dekat dan lebih condong pada upaya untuk perubahan dan perbaikan daerah di mana kita berada.
Percayalah, asa perubahan yang kemarin diusung bersama AMIN akan terus tumbuh dalam jiwa para pejuang perubahan sampai kapanpun dan di manapun mereka berada.
Karena sejatinya, ikhtiar perubahan itu sesungguhnya sejalan dengan tugas manusia sebagai khalifah di muka bumi.
*Artikel ini terbit pertama kali sebagai Opini di TribunTimur online pada Jumat, 26 April 2024 dengan judul asli ‘Usai Pilpres, Bagaimana Selanjutnya?’.
saatnya bekerja kk
Itulah Kanda. Bagaimanapun, kita sudah berjuang sesuai porsi masing-masing. Apa yang kini terjadi, semoga merupakan yang terbaik bagi yang bisa menjadikannya pelajaran (ibroh).
Artikel yg cukup menggugah. Pemilu 2024 sungguh memberi pelajaran yg banyak, hikmah dan lelucon yg tak lucu. Tapi jika smua dikristalkan, kalimat yg paling tepat untuk menggambarkannya, “Indonesia makin sakit” feat buku “Indonesia masih sakit”…???